Setelah HIV masuk ke dalam tubuh manusia maka virus tersebut akan menyerang dan merusak sejumlah besar sel darah putih serta berkembang biak dengan cepat. Ada sejumlah tahapan perkembangan virus HIV di dalam tubuh:
Masa jendela – Membutuhkan 3 hingga 6 bulan untuk melakukan pengujian orang dengan HIV menggunakan uji diagnostik HIV standar. Selama periode ini, orang tersebut di dalam tubuhnya sudah mengandung virus dan sudah dapat menularkannya meskipun tidak akan teruji positif secara laboratoris.
Tahapan Tanpa gejala – Pada tahapan ini daya ahan tubuh masih mampu mengatasi serangan dari berbagai penyebab penyakit oportunis. Jadi meskipun masuk kuman lain tetapi hal tersebut dapat dihancurkan oleh sel darah putih yang jumlahnya masih mencukupi, sehingga orang tersebut masih tetap sehat, dan tahapan ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Ini adalah tahapan ”diam secara klinis” yang dapat berlangsung selama 5 hingga 10 tahun bergantung pada status kekebalan masing-masing pasien. Rata-rata tahapan ini berlangsung selama 7 tahun.
Tahapan dengan gejala – Penghancuran dan perusakan secara progresif sel darah putih oleh virus HIV telah melumpuhkan sistem kekebalan tubuh. Dan pada saat ini mulai muncul penyakit oportunis karena daya tahan tubuh sudah sangat menurun.
Tahapan AIDS adalah tahapan akhir yang ditandai oleh adanya berbagai jenis infeksi oportunis seperti radang paru-paru, gangguan syaraf, jamur, kanker kulit. Pada akhirnya penderita akan meninggal karena penyakit oportunis tersebut.
Cara pencegahan
- A (Abstinence) = Anda jauhi seks
- B (Be faithfull) = Bersetia dengan satu pasangan seksual yang tidak terinfeksi HIV
- C (Condom) = Cegah dengan kondom. Penggunaan kondom secara benar dan konsisten untuk setiap hubungan seksual sehingga dapat memberikan perlindungan dari penularan HIV ataupun IMS lain
- D (Drug) = Dihindari penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan secara bergantian. Terutama bagi pengguna narkoba suntik.
Bagaimana mengetahui apabila seseorang tertular HIV/AIDS?
Orang yang tertular HIV masih merasa sangat sehat. Satu-satunya cara untuk mengetahui dengan pasti apabila seseorang terinfeksi atau tidak adalah dengan melakukan tes. Sebelum dan sesudah tes dianjurkan untuk melakukan konseling dengan seorang konselor atau petugas kesehatan yang sudah terlatih dan berpengalaman. Adalah hak seseorang untuk memutuskan apakah dia akan melakukan tes HIV atau tidak (sukarela).
Tenaga kesehatan juga dapat melakukan tes HIV secara rahasia. Karena hasil tes bersifat rahasia, berarti hasil tes hanya bisa diketahui oleh orang yang berhak membaca catatan kesehatan seseorang seperti dokter, petugas kesehatan atau konselor. Hasil tes tidak bisa diberitahukan kepada orang lain tanpa ijin orang yang di tes.
Apa dilakukan bila hasil tes menunjukkan seseorang mengidap HIV?
Walaupun HIV merupakan infeksi yang sangat berbahaya, banyak orang yang sudah terinfeksi HIV tengah menjalani kehidupan yang lebih panjang dan lebih sehat dengan adanya perawatan efektif yang baru. Yang terpenting adalah pastikan bahwa seseorang yang terinfeksi HIV berada dalam penanganan seorang dokter yang mengetahui bagaimana cara menangani HIV. Konseling setelah tes dilakukan sangat berguna untuk menangani masalah berkaitan dengan kekebalan, higenitas, kesehatan fisik, kebutuhan psikologis serta masalah keuangan.
Ada berbagai hal yang dapat dilakukan seseorang untuk menjaga kesehatannya. Di bawah ini adalah sejumlah hal yang dapat dilakukan:
- Meningkatkan Nutrisi dan hidup secara positif: Semua orang yang terinfeksi HIV/AIDS harus didorong untuk berjuang melawan penyakit tersebut dengan memelihara kesehatan diri, berlatih secara teratur, mengurangi ketegangan mental dengan latihan relaksasi, meditasi atau yoga, dan mengikuti petunjuk yang berkenaan dengan gizi berimbang/diet. Apabila seseorang masih merokok atau menggunakan obat yang tidak di rekomendasikan dari , harus segera di hentikan.
- Terapi Anti-retroviral: Indikasi yang menunjukan seseorang dengan HIV pada umumnya adalah berkurangnya berat badan secara drastis, diare kronis, wasting, dll. dan jumlah sel darah putih (CD 4) orang tersebut menurun hingga di bawah 200 sel/mm3. Anti-retroviral adalah suatu kombinasi sedikitnya 3 macam obat yang diberikan untuk menghentikan perkembang biakan virus di dalam tubuh dan mencegah serangan infeksi oportunis. Sebelum memulai terapi pasien harus diberikan konseling tentang beberapa hal: HIV/AIDS tidak dapat disembuhkan; pandangan hidup yang sehat dan positif adalah penting; pengobatan untuk seumur hidup; efek samping, biaya pengobatan, tes monitoring dll.
- Terapi Pencegahan: Obat diberikan kepada orang yang terinfeksi HIV/AIDS dengan jumlah sel darah putih di bawah 200 - sel/mm3 (normal adalah 500-1200 sel/mm3). Obat harus diminum sesuai petunjuk guna mencegah infeksi oportunis.
Obati infeksi oportunis seperti TB, radang paru paru, infeksi karena jamur, dll
HIV tidak menular melalui:
- Bersosialisasi atau tinggal bersama orang dengan HIV/AIDS
- Memeluk, menyentuh atau mencium seseorang dengan HIV/AIDS
- Menggunakan pakaian yang sama, peralatan makan yang sama, minum dari gelas yang sama, penggunaan kamar kecil yang sama, pemakaian telpon atau komputer yang sama dengan yang digunakan orang dengan HIV/AIDS
- Menyumbang darah sebagai donor
- Dari keringat, air ludah, air mata, bersin dan batuk dari seorang orang terinfeksi
- Digigit oleh nyamuk yang telah menggigit orang dengan HIV/AIDS
- Menjaga dan mengawasi orang dengan HIV/AIDS
- Bekerja bersama dengan ODHA
Kaitan Infeksi Menular Seksual dan HIV/AIDS
- HIV dan IMS ditular secara seksual.
- Tindakan yang sama diperlukan untuk mencegah menularnya HIV dan IMS lain.
IMS mempermudah HIV berpindah dari orang ke orang lain. Dengan demikian diagnosa dan perawatan efektif IMS adalah suatu strategi penting untuk mencegah menularnya HIV.
makasih....
BalasHapus